Analisis & Studi Kasus
Catatan Kritis
Pembelajaran Internal
Akutabilitas & Tata Kelola Pemerintahan
Respon & Pernyataan Sikap
Menumbuhkan peran dan partisipasi warga agar inklusif, terorganisir, dan lebih terarah.
Melakukan pencatatan atas peristiwa pelanggaran HAM di lingkungan sekitar.
Membangun kesadaran bersama untuk mengupayakan pemenuhan hak-hak warga.
Meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan di berbagai bidang.
Menguatkan ekonomi dengan mengembangkan sumber daya dan potensi lokal.
Mengembangkan daya nalar dan kemampuan untuk berpikir kritis, reflektif, dan analitis.
Meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan akan bencana.
Meningkatkan upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim.
Bermitra dan bekerja sama dengan berbagai lembaga dan organisasi yang sehaluan.
Menggalang dan memperkuat dukungan publik.
Kami melakukan pendampingan, penggorganisasian, dan pemberdayaan secara langsung di tingkat akar rumput, serta merespon dan mengadvokasi berbagai kasus pelanggaran hak asasi manusia dan tindak kekerasan yang dialami oleh warga dan komunitas. Komunitas dampingan kami tersebar di Kota Palu, Kabupaten Sigi, Kabupaten Donggala, Kabupaten Parigi-Moutong, dan Kabupaten Poso.
Korban pelanggaran HAM yang berat di masa lalu yang tersebar di Sulawesi Tengah.
Korban konflik komunal yang terjadi awal 2000-an di Kabupaten Poso dan sekitarnya.
Komunitas warga terdampak bencana.
Komunitas kelompok rentan dan marginal.
Penyintas dan korban tindak kekerasan yang dilakukan aktor negara dan non-negara.
Ruang belajar bersama di tingkat komunitas yang dikelola bersama warga.
Sejumlah persoalan hak asasi manusia (HAM) di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, sampai saat ini masih perlu mendapatkan perhatian serius. Konflik sosial di Poso, yang terjadi pada 1999—2004, masih menyisakan begitu banyak persoalan. Korban konflik masih belum sepenuhnya terpulihkan. Merawat perdamaian di antara komunitas yang pernah berkonflik pun perlu terus dijaga dan dikuatkan.
Mendorong penyelesaikan konflik dan merawat perdamaian, terutama di Kabupaten Poso, menjadi salah satu fokus kerja SKP-HAM Sulawesi Tengah dari semenjak awal organisasi ini berdiri. Kelahiran SKP-HAM Sulawesi Tengah tidak terlepas dari Konflik Poso yang terjadi pada 1999—2004.
Persoalan Poso pascakonflik justru menjadi semakin kompleks dan pelik. Konflik Poso kini bertansformasi sebagai “terorisme”. Dengan dalih menumpas “kelompok teroris”, dari tahun 2015, Poso kemudian ditetapkan sebagai daerah operasi militer. Berbagai problem hak asasi manusia kembali mengemuka sebagai dampak dari ditetapkannya Poso sebagai daerah operasi militer. Salah tangkap, salah (sasaran) tembak, kekerasan berbasis gender (GBV), kekerasan dan eksploitasi seksual (SEA), serta berbagai tindak kekerasan lain yang melibatkan aparat keamanan dan militer di Poso kerap terjadi. Hak atas rasa aman dan hak atas bebas dari rasa takut justru tercabut dengan adanya operasi militer tersebut.
GBV dan SEA adalah kasus yang paling sering ditemukan. Di lokasi-lokasi tempat aparat keamanan dan militer bermarkas hampir selalu ditemukan kasus GBV dan SEA. Para perempuan muda adalah yang paling sering menjadi korban. Mereka lantas mendapatkan stigma sebagai “koramil” (korban rayuan militer) atau “koti” (korban Operasi Militer Tinombala).
SKP-HAM Sulawesi Tengah dalam fokus kerjanya ini terus melakukan pemantauan, pendokumentasian, pengorganisasian, dan pendampingan di tingkat komunitas. Begitupun dengan penanganan terhadap para korban yang membutuhkan bantuan, baik bantuan hukum, layanan kesehatan, maupun layanan psikososial. Bekerja sama dengan lembaga-lembaga penyedia layanan, baik yang disediakan pemerintah maupun organisasi masyarakat sipil, menjadi bagian penting dalam penanganan korban ini.
Untuk terus mendorong penyelesaian konflik, SKP-HAM Sulawesi Tengah pun memandang penting untuk terus melakukan advokasi kebijakan, baik yang ditujukan kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah maupun kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Poso. Upaya ini disertai dengan ajakan kepada lembaga-lembaga negara seperti Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban, dan Komnas Perempuan untuk turut berperan dan terlibat di dalamnya.
Di sisi lain, kelompok-kelompok yang berpaham ekstrem masih terindikasi melakukan berbagai aktivitasnya. Meskipun kekuatan mereka sudah melemah, mereka masih berupaya untuk terus menyebarkan paham kekerasan ekstremnya, baik secara tertutup maupun terbuka. Potensi ancamannya perlu dipandang serius dan tetap harus diwaspadai.
Berbeda halnya dengan kemunculan kelompok ekstrem di wilayah lain, kemunculan kelompok ekstrem di Poso tidak sepenuhnya berlandaskan ideologi, namun lebih banyak didorong oleh ketidakpuasan mereka terhadap negara yang dipandang tidak (mampu) memberikan keadilan bagi pihaknya. Kemunculan kelompok-kelompok ektrem ini pun didukung dengan warisan memori kolektif atas kekerasan selama konflik. Pihak-pihak yang dulu berkonflik masih mewariskan memori kolektif atas kekerasan yang pernah terjadi, terutama kepada generasi muda.
Bagi anak-anak muda yang terwarisi memori kolektif atas kekerasan ini, berafiliasi dengan kelompok berpaham ekstrem menjadi salah satu pilihan. Fakta dan data yang bisa dirujuk adalah banyaknya anak-anak muda yang ditangkap dan kini menjadi terpidana/eks-terpidana terorisme. Pada konteks ini, SKP-HAM Sulawesi Tengah memandang penting untuk melakukan upaya-upaya sistematis dan intensif guna mencegah dan melawan berbagai penyebaran paham kekerasan ekstrem tersebut.
Hal yang tidak kalah penting adalah mengurangi kerentanan akibat kecemburuan sosial yang terjadi di tengah masyarakat sebagai akibat dari program-program deradikalisasi yang dilakukan pemerintah. Pemerintah dipandang eksklusif dan mengistimewakan terpidana/eks-terpidana teroris dan keluarganya dengan berbagai dukungan dan bantuan yang diberikan, sementara komunitas masyarakat di sekitarnya yang juga membutuhkan dukungan dan bantuan cenderung diabaikan.
Rumah Peduli SKP-HAM SultengJl. Basuki Rahmat Lorong Saleko II(Samping Hotel Best Western)Birobuli Utara, Kota PaluSulawesi Tengah
Biarkan saya tetap masuk sampai saya keluar
Lupa kata sandi Anda?
Kata kunci baru akan diemailkan kepada Anda.
Telah menerima Kata Kunci baru? Masuk di sini