85 Masyarakat Kulawi di Sulawesi Tengah sesungguhnya sudah tidak asing dengan bencana alam. Bagi masyarakat yang bermukim di daratan tinggi Kabupaten Sigi tersebut, ancaman bencana sudah mereka kenali dari sejak lama: gempa bumi, banjir, dan tanah longsor adalah beberapa di antaranya.Sebagaimana halnya Kota Palu, wilayah yang didiami masyarakat Kulawi dilintasi pula oleh Sesar Palu-Koro. Sebelum gempa bumi pada 28 September 2018, wilayah Kulawi telah berulang kali merasakan dan mengalami gempa bumi berkekuatan di atas 5 M. Dua peristiwa gempa bumi yang berpusat di Kulawi adalah gempa bumi Bora yang berkekuatan 6,2 M pada 24 Januari 2005 dan gempa bumi yang berpusat di Lindu yang juga berkekuatan 6,2 M pada 18 Agustus 2012. Jauh sebelum itu, gempa bumi pun tercatat pernah terjadi berpusat di Kulawi pada tahun 1909.Berangkat dari pengalaman menghadapi berbagai bencana, sekaligus untuk menyikapi kondisi geografisnya yang berkontur pegunungan, tebing, dan jurang, masyarakat Kulawi mewarisi kebudayaan yang lekat urusannya dengan menjaga alam, termasuk yang berkaitan dengan upaya pencegahan dan mitigasi bencana. Dokumen ini adalah hasil asesmen sederhana yang berusaha untuk menggali dan menelusuri kembali tentang pengetahuan, kearifan lokal, dan warisan kultural yang dimiliki masayarakat Kulawi terkait dengan mitigasi bencana, yang kami istilahkan kemudian sebagai “mitigasi kultural”.Laporan Hasil Asesmen