Beranda » Aktivitas » Kesiapsiagaan Bencana » Tanggap Darurat Bencana » Membahas Keberadaan Ruang Ramah Anak di Huntara

Pertemuan Subklaster Perlindungan Anak

Membahas Keberadaan Ruang Ramah Anak di Huntara

0 komentar 18 dilihat

Pertemuan Subklaster Perlindungan Anak dilaksanakan kembali setelah absen liburan tahun baru. Setidaknya, 15 lembaga terlibat dalam pertemuan perdana di awal tahun 2019, yaitu, perwakilan dari Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Tengah, SOS Children Villages Indonesia, NU Peduli, Yayasan Sayangi Tunas Cilik, JMK – OXFAM, Save the Children, Pasigala Tangguh, Pujiono Center, YPII, UNICEF, ChildFund, Ibu Fondation, Yayasan Karampuang, dan juga Wahana Visi Indonesia. Pertemuan berlangsung pada selasa, 8 Januari 2019 di Aula Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Tengah.

Setelah lembaga-lembaga yang bekerja di Sulawesi Tengah saling bertukar informasi dan perkembangan perlindungan anak di wilayah-wilayah terdampak bencana, topik pembahasan dilanjutkan dengan rencana-rencana strategis yang akan dilakukan oleh setiap lembaga.

Dalam waktu dekat YPII, SOS Children Villages Indonesia, UNICEF, YSTC, dan Ibu Foundation akan membuat aspek penilaian di lokasi huntara mengenai ketersediaan fasilitas dan lingkungan yang ramah dengan anak. Hal ini juga termasuk mendata keberadaan Ruang Ramah Anak (RRA) di lokasi huntara untuk mengidentifikasi kemungkinan huntara yang belum dilengkapi dengan RRA. Selain itu, dalam pertemuan ini mengingatkan pada lembaga yang menjalankan program di lokasi yang bersamaan dengan lembaga lain untuk terus berkoordinasi, sehingga dapat meminimalisir kemungkinan overlap waktu pelaksanaan dan jenis program. Hal ini dikhawatirkan dapat menimbulkan kebingungan bagi anak.

Dari perlindungan, lembaga masih terus menyiapkan mekanisme pendampingan dan pengaduan terhadap kasus-kasus yang melibatkan anak. Juga berkoordinasi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Provinsi Sulawesi Tengah. Terus adanya aduan tentang penyalahgunaan narkoba dan zat berbahaya lainnya yang juga melibatkan anak-anak di kamp pengungsian terus menjadi kekhawatiran. SubklasterPerlindungan anak sangat mengharapkan keterlibatan BNN Provinsi untuk menindaklanjuti temuan-temuan ini dan dengan pendekatan-pendekatan tertentu mengharapkan tidak ada lagi temuan-temuan serupa.***

Tinggalkan Komentar