51SKP-HAM Sulteng berkesempatan melakukan audiensi ke Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid, 4/4/2024. Agenda audiensi ini untuk menindaklanjuti rencana pembangunan memorabilia untuk mengenang dan merawat ingatan tentang Peristiwa Pelanggaran HAM 1965/1966 di Kota Palu. Pada kesempatan audiensi itu, SKP-HAM Sulteng datang bersama Wijang Wijanarko, seorang arsitek pendamping masyarakat, yang saat ini sedang terlibat menuntaskan proses rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana di Sulawesi Tengah.“Pembangunan memorabilia Peristiwa 1965/1966 ini harus dipikirkan betul. Tidak boleh hanya sekadar membangun,” ujar Hadianto menanggapi penyampaian Nurlaela Lamasitudju, Direktur SKP-HAM Sulawesi Tengah. Menurut Hadi, panggilan akrab Wali Kota Palu itu, pembangunan memorabilia harus juga memperhitungkan tempat. Tempat tersebut harus menarik untuk dikunjungi orang-orang.“Sejak pertemuan di kantor SKP-HAM, sampai saat ini saya terus memikirkan pembangunan memorabilia tersebut,” lanjut Hadi. Dia meyakinkan, pihak Kota Palu memandang serius untuk mewujudkan permintaan para korban itu.Menanggapi paparan Wali Kota Palu, Ella, sapaan akrab Nurlaela Lamasitudju, mengusulkan untuk mengadakan workshop dengan kelompok anak muda dan para seniman di Kota Palu. Menurut Ella, hal ini penting agar pembangunan ingatan kolektif tersebut bisa dibangun secara partisipatif. Berbagai pihak bisa terlibat, terutama para seniman Kota Palu.Untuk workshop tersebut, Ella mengajukan usul untuk mengundang Dolorosa Sinaga, seorang seniman pematung perempuan Indonesia yang sangat menaruh perhatian pada Peristiwa 1965/1966. Pada kesempatan itu, Ella pun memberikan buku Dolorosa Sinaga yang memuat karya-karya patungnya kepada Hadianto.Tubuh, Bentuk, Substansi: buku Dolorosa Sinaga yang memuat karya-karya patungnya.Usulan tempat di gedung kesenianDalam audiensi itu muncul gagasan untuk membangun tugu memorabilia peringatan tersebut di dekat lokasi gedung kesenian dan perpustakaan. Menurut Wijang Wijanarko, hal itu akan tepat dan relevan.“Perpustakaan yang akan menyediakan literaturnya. Sementara, tugu memorabilia ini pun berada di sekretariat kesenian yang nantinya akan erat kaitannya dengan seni,” ucap Wijang.Hadianto menyambut baik usulan itu. “Kita rangkaikan kegiatan itu dengan peresmian gedung kesenian yang ada di Talise,” ujarnya. Wali Kota pun kemudian menginstruksikan asistennya supaya berkomunikasi dengan pihak pertanahan untuk mengecek ketersediaan lahan di lokasi tersebut.Menutup diskusi, Hadianto meminta SKP-HAM agar segara berkomunikasi dengan dinas-dinas terkait, terutama perihal usulan penyelenggaraan workshop.(*)