43Nurlaela Lamasitudju, Direktur Solidaritas Korban Pelanggaran Hak Asasi Manusia Sulawesi Tengah (SKP-HAM Sulteng) diundang untuk menjadi pembicara dalam acara talkshow memperingati Hari Kartini oleh Pemerintah Kabupaten Poso. Pada peringatan Hari Kartini tahun ini, Pemerintah Kabupaten Poso, melalui DP3A selaku penyelenggara kegiatan, mengangkat tema Menuju Perempuan Tangguh dan Responsif Gender.Talkshow ini digelar di gedung Tadulako Rampulemba yang merupakan Rumah Jabatan Bupati Poso. Perempuan pegawai pemerintah lintas organisasi perangkat daerah (OPD) dan organisasi perempuan di Kabupaten Poso menjadi peserta dalam kegiatan tersebut.Pada kesempatan itu, Ella, sapan akrab Nurlaela, memaparkan tentang bangaimana peran dan posisi perempuan di tanah Poso. “Poso telah memiliki budaya yang egaliter sejak lama,” ungkapnya.Ella mencontohkan saat posusa (persiapan perayaan pesta), antara laki-laki dan perempuan telah terjadi pembagian tugas. Dalam acara tersebut laki-laki mengambil peran menanak nasi, dan perempuan berperan untuk memasak sayuran. Ella menambahkan, “Budaya egaliter di Poso dapat dilihat pada 100 tahun yang lalu. Di masa lalu, tanah Poso pernah dipimpin oleh seorang raja perempuan.”Lebih jauh Ella mengungkapkan, di tengah gempuran budaya dan politik yang tidak menentu pada saat ini, Poso tetap bertahan dengan budaya egaliternya. Saat ini, perempuan berhasil menduduki puncuk pimpinan baik di legislatif maupun eksekutif.“Hanya ada satu cara untuk menjadi seperti seorang Kartini, yaitu dengan terus meningkatkan kapasitas kita sebagai seorang perempuan,” papar Ella saat mengakhiri sesinya.Bupati Poso, Verna Inkiriwang, turut juga menjadi narasumber saat itu. Verna, sapaan akrab Bupati Poso itu, mengatakan, “Perempuan tangguh dan responsif gender harus selalu tampil menarik, baik ketika sedang berada di rumah maupun saat sedang berada di luar rumah, ini akan menunjukan bahwa kita adalah perempuan yang bertanggung jawab”.Verna menambahkan, menjadi seorang perempuan kita tidak boleh reaktif terhadap berbagai hal yang datang pada kita. Itu dapat membantu kita untuk meminimalisir segala permasalahan yang harusnya tidak terjadi. “Perempuan harus mampu menyaring semua informasi yang datang. Memilih dan memilah informasi menjadi kunci untuk menjadi tidak reaktif,” pungkasnya.***