23Tim Psychological First Aid (PFA) – Kelompok Kerja Pasigala Tangguh yang didukung oleh Caritas Jerman, menyambangi di Desa Potoya dan Desa Soulowe, Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi, pada 17 November 2018. Ini adalah kali pertama Tim PFA datang ke komunitas warga terdampak bencana pascabbencana 28 September 2018. Tim PFA yang semuanya berjumlah 20 orang, yang sebelumnya telah mendapatkan pembekalan dan pelatihan dari Friends of Waldorf Education (FWE), sebuah lembaga dari Jerman yang fokus memberikan pelatihan pedagogy emergency, akan memberikan layanan pedagogical dan psychological first aid kepada anak-anak di kedua desa tersebut. Tim PFA dibagi dua, masing-masing sepuluh orang di setiap desa. Di Desa Potoya, Tim PFA berkunjung dan bermain dengan siswa yang bersekolah di SDN 4 Potoya; sedangkan di Desa Solouwe, Tim PFA mengunjungi siswa yang bersekolah SDN Inpres yang terletak di Dusun 1, RT 1. Metode PFA yang digunakan bersama siswa-siswa sekolah dasar tersebut adalah sama.Proses PFA di Desa PotoyaGedung sekolah SDN 4 Potoya tampak masih berdiri cukup kuat pascabencana. Meskipun demikian, para guru dan siswa yang bersekolah di sana masih belum berani menggunakan dan berlama-lama di ruang kelas. Ketika kami datang, di saat itulah untuk pertama kalinya mereka mulai berani menggunakan gedung sekolah.Tim PFA disambut hangat oleh tiga ibu guru dan para siswa yang sudah berkumpul di sana. Semuanya berjumlah sekitar 70 orang.Selepas perkenalan, sesi dilanjutkan dengan permainan yang diatahkan untuk membangun kebersamaan mereka. Para siswa diminta untuk saling berpegangan tangan, membentuk lingkaran, dan mulai bernyanyi: “Tumbai… tumbai… tumbai… tumbai… lalalala... liililla....” Aktivitas bermain kemudian dilanjutkan untuk memusatkan perhatian siswa, dan membagi mereka menjadi empat kelompok besar yang masing-masing dipandu oleh Tim PFA: (1) Kelompok Bercerita, untuk siswa kelas 1 dan kelas 2; (2) Kelompok Menggambar dan Mewarnai, untuk siswa kelas 3; (3) Kelompok Gerak, untuk siswa kelas 4 dan kelas 5; dan (4) Kelompok Kerajinan Tangan, untuk siswa kelas 6.Kurang lebih 15 menit kami akan melakukan aktivitas ini. Di Kelompok Kerajinan Tangan, Tim PFA memandu siswa kelas 6 membuat ‘Jaring Laba-Laba’. Bahan dan alat yang digunakan adalah stik es krim dan benang woll.Kelompok Kerajinan Tangan bersama adik-adik kelas 6 SDN 4 Potoya, akan berkreasi membuat Jaring Laba-Laba.Tim membagikan alat-alat sederhana itu kepada mereka dan kemudian mencontohkan terlebih dulu bagaimana cara membuat jaring laba-laba tersebut. Para siswa kelas 6 itu dengan sangat antusias kemudian belajar menirunya. Mereka pun lantas larut dalam semangat meneruskan kreasinya masing-masing. Kerajinan tangan ini melatih ketelitian dan kesabaran.Ada yang langsung mendapat pola jaring laba-labanya, ada pula yang lalu kebingungan di tengah jalan. Tim PFA mencontohkan lagi ke mereka yang masih bingung, sampai akhirnya mereka bisa dan kembali melanjutkan kreasi jaring laba-labanya itu.Kak Ricky, dari Tim PFA, sedang memberi contoh kepada para siswa bagaimana cara membuat kerajinan Jaring Laba-Laba.Di tengah mereka yang terus berkreasi, Tim PFA terus mengajak mereka bercakap dan bercanda. Waktu lewat tak terasa. Mereka pun tampak terus asyik membuat jaring laba-laba. Satu anak berhasil menyelesaikan jaring laba-labanya lebih dulu. Ia menunjukkannya kepada kami. Teman-temannya pun kagum.“Wuiih. Keren dia punya, le,” puji mereka. Hasil kreasi itu kemudian menjadi penyemangat bagi yang lain.Kegiatan ini menciptakan momen yang menyenangkan, karena mereka bisa belajar hal baru. Hingga waktu usai, mereka masih ingin terus melanjutkan.“Kak, tunggu dulu. Masih asyik,” ucap mereka sambil terus memutar-mutar benang dan stik es krim.Para siswa yang asyik berkreasi membuat Jaring Laba-Laba. Hingga waktu usai, mereka masih ingin terus melanjutkan.Sebagai penutup dari rangkaian aktivitas ini, semua kelompok kembali diarahkan kembali ke lapangan untuk membentuk lingkaran. Mereka kembali diajak untuk melingkar dan melakukan beberapa gerakan seperti yang dilakukan di saat pembukaan.Hasil Kelompok Kerajinan Tangan: kreasi Jaring Laba-Laba.Tim PFA menyatakan, mereka merasa sangat lega bisa menyelesaikan rangkaian tahapan aktivitas hari itu. Kecemasan tentang apakah kegiatan akan lancar, apakah mereka masih ketakutan, apakah kami mampu tampil baik untuk adik-adik di sana, dan apakah semua latihan yang telah kami lakukan sudah cukup membentuk kami untuk menjadi teman bermain dan belajar yang menyenangkan bagi mereka, sekurang-kurangnya terjawab sudah.Hal yang pasti, sebagai pengalaman pertama, Tim PFA memandang kegiatan berjalan dengan lancar dan mereka tidak grogi. Tentu, mereka pun menyadari dan mencatat, ada berbagai perbaikan dan pembenahan yang perlu dilakukan agar proses yang mereka lakukan bisa lebih baik lagi di masa datang.***