20Subklaster shelter (hunian) kembali mengadakan pertemuan rutin di awal tahun ini. Bertempat di Aula Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Tengah. Sejumlah perwakilan organisasi yang hingga saat ini masih aktif tergabung dalam sub-klaster shelter hadir dalam pertemuan, Jumat, 4 Januari 2019. Pertemuan ini di antaranya dihadiri oleh perwakilan dari IOM, Dinsos Prov. Sulteng, PMI, Yayasan Rumah Padagi Indonesia, SOS Children Village, Pasigala Tangguh, KUN Humanity System, Nusantara Jaya Foundation, DRKI, dan Humanity and Inclusion, serta perwakilan dari Kementrian Sosial Republik Indonesia. Pembahasan berfokus pada isu-isu sentral yang berkembang di kamp pengungsian, baik kamp tenda maupun huntara.Huntara yang bersifat kolektif disepakati sebagai altenatif pilihan terakhir, dikarenakan adanya kemungkinan meningkatnya potensi resiko bencana lain, dan juga menurunkan pemulihan dini bagi para penyintas. Oleh karena itu, untuk langkah kesiapsiagaan terhadap ancaman bencana lanjutan (angin, banjir, longsor, dll.), subklaster akan membuat Rencana Strategis Subklaster Shelter. Rencana strategis tersebut di antaranya adalah akan melakukan pemetaan daerah rawan bencana, meliputi daerah sebaran kamp dan daerah sebaran kawasan huntara, melakukan pendataan kondisi kamp terkait kebutuhan terkini dan melakukan monitoring standar huntara, sebagai implementasi atas SK Gubernur tentang standar huntara yang dibangun oleh organisasi non-pemerintah.Tim Pasigala Tangguh juga menyarankan satu poin tambahan dalam rencana strategis ini, yaitu untuk monitoring huntara tak hanya yang sedang dan akan dibangun, melainkan sampai kepada huntara yang telah selesai dibangun. Hal ini penting dilakukan untuk mengetahui kemungkinan adanya kesenjangan dari kebutuhan fasilitas huntara yang belum terpenuhi atau belum ada (seperti MCK, drainase, tempat ibadah, dll), sehingganya dapat diisi oleh organisasi-organisasi lainnya untuk mengadakan. Hal-hal ini diharapkan dapat dilakukan dengan keterlibatan organisasi-organisasi yang tergabung dalam subklasterini, dengan metode sesuai kebutuhan.Selain dari rencana strategis subklaster, dalam pertemuan ini juga membahas lebih awal mengenai kemungkinan kebutuhan tenda keluarga di kamp pengungsian. Masih kurangnya tenda keluarga di beberapa lokasi kamp maupun kondisi tenda yang mulai rusak karena waktu pemakaian yang telah cukup lama, menjadikan ini sebagai salah satu permasalahan yang butuh lekas ditangani.Beberapa lembaga seperti IOM, Palang Merah Indonesia dan juga Palang Merah Internasional telah mengkonfirmasi bahwa mereka saat ini masih memiliki persediaan tenda untuk kebutuhan hunian keluarga. Tenda ini dapat diakses dengan datang ke Jl. Garuda, Birobuli Utara, Palu Selatan, Kota Palu (lapangan belakang Hotel Sutan Raja).Untuk memudahkan, maka penting untuk ketua kamp pengungsian langsung atau perangkat Desa bersangkutan yang datang dengan membawa data kebutuhan tenda. Perkembangan-perkembangan terbaru dari subklasterakan terus diperbaharui dalam tiap pertemuan.***